Search This Blog
عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس » Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah SAW bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni) "Almuhafadhotu 'ala qodiimish Sholih Wal Akhdhu bil jadiidi Ashlah"
Featured
- Get link
- X
- Other Apps
Memahami Nalar Orang Arab/Muslim Melalui Bayani, ‘Irfani dan Burhani secara Singkat
Kompleksitas
permasalahan dan problematikan dalam kehidupan merupakan tantangan tersendiri
untuk dicarikan jawabannya, dengan hasil akhir hingga tidak ada lagi pertanyaan
untuk mencari kebenarannya. Inilah yang disebut sebagai proses berfilsafat,
dimana yang akhirnya suatu ilmu pengetahuan itu selalu berkembang dan tidak
mengalami stagnasi, karena selalu memiliki pertanyaan, pertanyaan dan
pertanyaan, untuk mencari hasil yang finish dan mendorong untuk terus
meng-Upgrade pengetahuan dalam mencari jawabannya. Melalui filsafat,
manusia bisa mengetahui sesuatu hingga akar dan duduk suatu problem, karena
Filsafat artinya berpikir secara radic (mencari sumber) dan lebih
mengedepankan kebijaksanaan. Melalui ontologi, epistemologi hingga
aksiologinya, manusia lebih bisa mengahargai satu sama lain. Tidak mudah
melakukan stereotype, hingga melihat kehidupan dunia dengan paradigma yang
lebih luas, begitu pula saat kita berbicara tentang nalar berpikir, artinya
kita berbicara tentang Filsafat.
Lalu,
dalam Filsafat bagi Orang Arab/Muslim bisa juga dikatakan sebagai Filsafat
Islam, dan memiliki 3 landasan filsafat, yaitu ontologi (apa makna pengetahuan
itu), epistemologi (bagaimana cara mendapatkannya) dan aksiologi (apa dan
bagaimana kegunaannya). Nah, pada bagian Epistemologilah, Bayani, ‘Irfani dan
Burhani itu dibahas. Artinya, ketiga nalar tersebut, masuk dalam kategori
“alat” untuk mencari bagaimana memperoleh suatu kebenaran/pengetahuan.
1.
Bayani (Memahami
Kebenaran dengan Menganalisis Makna Suatu Teks)
Bayani diartikan sebagai nalar untuk mencari kebenaran atau
pengetahuan dengan jalan melihat dan menganalisis teks, seperti linguistik atau
bahasanya, dan dalam Islam, objek kebenaran itu bersumber dari 2 nash Umat
Islam yaitu Al-qur’an dan Khadits, serta sumber selain nash yaitu masuk dalam
ketegori Ijma’ (penjelasan ulama’) dan Qiyas (membandingkan atau menyamakan
satu masalah dengan masalah lain). Dan pembahasan bayani lebih pada hal – hal
universal. Seperti halnya hukum Sholat, akhirnya muncul Ilmu Fiqih, dengan
sumber teks ayat, semisal Aqiimus Shalah, Wa Ati’uzzakaah. Teks ini
tidak berhenti pada menganalisis teks Aqimu (kata kerja = kewajiban)
saja, tapi sholat yang seperti apa yang dimaksut ayat tersebut. Akhirnya
dikuatkan dengan teks hadits “Sholatlah seperti kamu melihat aku sholat”. Lalu
dijelaskan lagi melalui karya – karya ulama’ Fuqoha’ Ijma’ maupun Qiyas.
2.
‘Irfani (Kebenaran bersumber
dari Ilham; Kasyaf (metafisik), ruhaniyah dan hati)
Bahasa ‘Irfani berasal dari kata 'arafa dan ma'rifah
yang memiliki arti suatu bentuk pengetahuan yang tinggi. Bersumber dari hati dalam bentuk Kasyaf. Dengan kata lain, ilham itu berasal dari
pancaran akal universal yang menghubungkan manusia dengan Tuhan. Objek nalar
‘Irfani ini lebih pada Tasawuf, dimana dilakukan untuk menuju pada hakikat
seorang Sufi. Dimana penggunaan nalarnya bersumber pada pengalaman batin atau
ruhaniyyah; hal ini juga berbicara tentang hati.
Langkahnya seperti dengan Dzauq (Merenung dan berdzikir
kepada Allah) atau Uzlah, serta aktivitas – aktivitas lain untuk
berdekatan dengan Tuhannya.
3.
Burhani (Kebenaran
melalui Pengamatan Inderawi Manusia; Logika )
Burhan adalah
satu jenis dari logika (qiyas). Kalau logika itu bersifat umum, maka Burhan
bersifat khusus, bagian dari logika itu sendiri, yaitu suatu rasionalitas yang
mengantarkan kepada ilmu yakin. Burhani
menggunakan alat inderawi manusia untuk menemukan kebenaran yang rasional dan
masuk logika. Mengintegrasikan pengalaman (empiris) dan akal untuk menemukan
pengetahuan. Kajian ilmu yang dihasilkan seperti fisika, kimia, biologi,
ekonomi dan lain – lain.
[i] Sembodoardi Widodo dalam Jurnal Hermeneia, Kajian Islam Interdisipliner UIN Sunan Kalijaga tahun 2007
[ii] Ulumuna
– Youtube, 2020
Popular Posts
MENDISKUSIKAN ISLAM DAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN
- Get link
- X
- Other Apps
Wedding Invitation of Kumala and Mahfudin
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya, silahkan share tulisan ini jika bermanfaat bagi anda dan orangain yah, salam dari aku - Kumala :)