RESENSI FILM AIR MATA
SURGA
“Indahnya Mahabbah
bersama Perempuan Sholihah”
Oleh:
Nur Kumala (2042115008)
Guna memenuhi Tugas :
Penulisan Naskah Dakwah
FAKULTAS USHULUDDIN
ADAB DAN DAKWAH
JURUSAN KOMUNIKASI
PENYIARAN ISLAM
IAIN PEKALONGAN
2017
a.
Judul resensi : Indahnya Mahabbah bersama Perempuan Sholihah
b.
Identitas buku,
meliputi :
1. Judul buku : Air Mata Surga
2. Nama pengarang : Hestu Saputra
3. Tahun Penayangan : 2015
4. Durasi Waktu : 01:58:53
5. Pemain Utama : Dewi Sandra Sebagai Fisha
Richaerd
Kevin sebagai Doktor Fikri
Morgan Oey
sebagai Hamzah
Adtya
Putri sebagai Weni
Ayu Diah Pasha sebagai
Bunda
Rowiena Oumboh sebagai Halimah
Titi Dibyo sebagai
Eyang Aida
Andania Suri sebagai
Dian
Agatha Valerie sebagai
Amira
Icha Anisa Sebagai Desi
Imas Fitria sebagai
Riri
Drs. Fadholli sebagai
Ayah Riri
Ingrid Widjanarko
Sebagai Bu Astuti
c.
Isi film / review
singkat.
Film ini bercerita tentang kisah percintaan yang di
balut dalam ajaran-ajaran islam yang penuh keromantisan. Kisah ini berawal dari
seorang mahasiswi pasca sarjana yang hendak menyelesaikan Thesis program S2nya
yang berjudul “Manfaat Kursi Goyang untuk ibu menyusui dari Kayu”, ia bernama Fisha
Syakila. Ia adalah seorang mahasiswi program studi Psik di Universitas
Berdikari Nusantara Yogyakarta, berparas ayu, sholihah dan baik.
Di Yogyakarta Fisha tinggal bersama dengan Bunda dan
Amira adik perempuannya. Ia juga
memiliki 2 teman dekat yang bernama Weni dan Hamzah. Keakraban dan persahabatan
antara Fisha dan Hamzah menimbulkan perasaan suka dan cinta pada diri Hamzah.
Hamzah berusaha mengungkapkan cintanya lewat surat yang romantis, namun apalah
daya cintanya bertepuk sebelah tangan, Fisha beralasan bahwa dialah salah satu
sahabat terbaiknya. Dia berniat tak ingin merusak persahabatannya dengan
percintaan.
Saat pengajuan Proposal Thesis untuk meminta dosen
pembimbing, Fisha dihadirkan pada masalah yang cukup menyulitkannya untuk
melanjutkan Tugas Akhir S2nya, karena Fisha adalah mahasiswi terakhir yang
mengajukan Proposal, maka ia pun tak kebagian dosen sebagai pembimbing.
Namun, dalam kesulitan itu justru
disitulah hadir insan baru sebagai pelabuhan terakhirnya, yakni Doctor Fikri
Syarifudin. Fikrilah yang direkomendasikan oleh salah satu dosen sebagai
pembimbing Thesis Fisha.
E-mail yang dikirim Fisha mendapat tanggapan yang
positif oleh Fikri untuk membimbing Fisha dalam menyelesaikan Thesisnya dengan
menemui Fikri di kantornya, Jakarta Pusat. Setibanya Fisha, ia terkejut dengan
sosok Fikri yang jauh dari perkiraan awal, terlebih saat melihat desain ruang
kantornya yang cenderung klasik, Fikri adalah sosok yang tampan, mapan, cerdas,
muda dan santri. Singkatnya mereka jatuh cinta pada pandangan pertama.
Dalam proses bimbingannya kepada Fisha, mereka sama
sama merasakan nikmat cinta yang mereka rasakan secara islami, tanpa sentuhan
atau rayuan gombal layaknya orang pada umumnya, dan saat itulah Fikri menemui
bundanya Fisha dan ternyata untuk melamar Fisha. Singkatnya, mereka menikah
yang sebelumnya melalui penolakan dari keluarga Fikri, pasalnya karena Fikri
seorang konglomerat pun dari keluarga ternama, ia dijodhkan dengan
kalangan perempuan yang derajatnya setara dengan keluarganya, terutama ibunya
yang menentang keras Fisha masuk dikehidupan keluarganya.
Namun, sebisa mungkin Fikri memberikan pengertian dan
pendapatnya mengenai arti keluarga yang sebenarnya yang jika dibangun bersama
orang yang benar maka mampu mencitakan keluarga yang sakinah, mawaddah dan
warohmah serta menciptakan keturunan yang baik, bukan pernikahan yang
didasari karena harta atau pangkat. Semampunya, ia mencoba meyakinkan
keluarganya dengan pernikahannya bersama Fisha.Hal itu menjadikan keluarga
Fikri mau tak mau harus menerima Fisha dikeluarga mereka.
Selesai pernikahan, sungguh indah dan bahagianya
mereka, Fikri dengan kesholihannya dan ilmu agama yang ia miliki. Membasuh kaki
Fisha, mendoakan Fisha dan Ia menggauli Fisha dengan indah secara islami.
Hari hari berlalu, Fisha hamil dengan baik, selang
beberapa bulan kehamilannya, Fisha mengalami pendarahan yang hebat, ia
keguguran.
Kesedihan mendalam tentu dirasakan oleh semua orang,
terutama Fisha. Bulan demi bulan berganti, Fisha pun hamil kedua dengan
penantian yang cukup panjang, namun tak lama kemudian hanya bertahan beberpa
bulan saja, ia keguguran lagi dengan keputusan dokter yang mengatakan bahwa dia
terkena kanker Rahim.
Hal itu ia sembunyikan dari Fikri, hanya ibu Fikrinay
yang mengetahuinya. Fisha tak bisa melahirkan anak bagi Fikri dan umurnya tak
akan lama disisi Fikri.
Fisha berpikir bahwa Fikri harus menikah lagi untuk
mendapatkan keturunan yang baik, lalu dippilihlah Weni, sahabatnya yang
dianggap sholihah dan mampu menciptakan keturuna yang sholih dan sholihah dari
Fikri.
Pernikahan kedua Fikri pun terlaksana, singkatnya
karena Fikri tak mencintai Weni, mana mungkin ia melakuakn hal yang sama
seperti dulu yang ia lakukan kepada Fisha?
Ketegangan cerita ini
muali terasa saat Fikri mengetahui penyakit yang diderita Fisha, hingga semakin
hari Fisha semakin terpuruk dan ia meninggal, yang sebelumnya ia menuliskan
surat kepada Fikri “...Mulai hari ini,
dengarlah cintaku menggema dimana mana karna ia sudah menyatu pada ruang dan
waktu ditempat pertama kita bertemu...”
Indah
sekali, Fisha meninggal dalam sanding Fikri di ruang pertama kali mereka
bertemu, dengan kalimat syahadat Fisha menutup mata untuk selama-lamanya.
d.
Kelebihan dan kelemahan
buku.
·
Kelebihan :
1. Tokoh utama Fisha, yang cantik, shoihah dan cerdas. Serta Fikri yang
santun, santri, cerdas, bijaksana dan mapan. Memotivasi perempuan dan laki-laki
bagi para penonton
2. bahasa yang digunakan pun menarik, santun dan dapat dipahami.
3. Cara yag dilakukan Fikri dalam mendekati dan masuk kedalam hati Fisha cukup
menarik, karena sekaligus membimbing Fisha.
4. Cinta yang ditawarkan oleh Fikri begitu elegan dan singkat.
5. Cinta dan pernikahan yang indah
dengan balutan islami kenta dirasakan
6.
Film ini mengajak kita
untuk lebih jernih, lebih cerdas dalam memahami bahwa seorang doktor pun mampu
menjadi santri yang kaya akan ilmu agama.
7.
Film ini juga
menampilkan seorang Fisha yang kuat, sabar dan berani menghadapi semua ujian.
Mulai dari 2 kali keguguran, vonis kanker rahim hingga poligami.
·
Kelemahan :
1. Kurang adanya sinkron karakter Fisha dari sebelum menikah yang rekatif
lebih berlagak manja dengan setelah menikah yang lebih dewasa
2. Karakter Fisha yang relatif gugup dalam bertindak membuat Fisha lari
dari karakter Fisha yang sebenarnya yaitu sholihah
3. Rangkaian
peristiwanya hanya bergantung kepada kebetulan, semuanya terasa over.
4. Alur cerita dalam meniadakan aktor dilakukan ecara tiba-tiba, seperti
Hamzah misalnya.
e.
Arah dan saran
pemilihan buku.
Film ini sangat bagus untuk ditonton, karena mampu menambah pengetahuan
tentang Islam yang cantik dalam dunia cinta dan mengajari kita tentang banyak
hal yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya, terutama setelah menikah. Serta
perasaan yang diaduk-aduk, adakalanya bapper saat proses pendekatan
hingga setelah menikah serta perasaan sedih yang dialami Fisha. Pokoknya Film
ini menguatkan hati perempuan dalam menggenggam cinta.
f.
Unsur bahasa yang
digunakan.
1.
Tema : Cinta Penuh
Pengorbanan
2.
Tokoh : Fisha, Fikri, Hamzah,
Bunda, Amira, Weni, Ibu Fikri, Ibu Astuti, Halimah, Eyang Aida, Desi, Riri,
Ayah Riri, Dian.
3.
Plot / alur : Maju.
4.
Perwatakan :
·
Fisha : cantik, sholihah
dan cerdas.
·
Fikri : santun, santri,
cerdas, bijaksana dan mapan.
·
Hamzah : baik,
sastrawan dan ihlash
·
Weni : Teman baik dan
tidak tegaan
·
Ibu Fikri : menentang
keberadaan Fisha
·
Eyang Aida : Penyayang
5.
Setting / latar : Yogyakarta,
Universitas, Kantor, Jembatan desa Yogya, Rumah Fisha dan Rumah Fikri.
6.
Amanat : Semakin banyak
ilmu yang kita dapat, maka semakin banyak pula hambatan, godaan yang harus kita
lewati dan dipecahkan dengan hati yang sabar, kuat, yakin mampu menghadapinya
dan tetap setia.
g.
Tujuan pengarang dan
Resentataor
Tujuan pengarang, Film ini merupakan sarana yang tepat
sebagai media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih
banyak tentang makna cinta, setia sesuai Islam.
Tujuan saya meresensi Film ini, yaitu untuk memenuhi
tugas kuliah saya, mata kuliah Penulisan Naskah Dakwah.
h.
Harapan dan saran
resentator.
Harapan saya, semoga setelah menonton Film “Air Mata
Surga” ini, semua dapat termotivasi agar menjadi orang yang lebih baik.
Saran buat kalian semua yang belum menonton Film ini,
cobalah menontonnya maka kalian semua akan mendapatkan pengalaman yang sangat
berharga mengenai arti kuat, cinta dan setia.
i.
Kesimpulan, berisi
kualitas keseluruhan isi film.
Film ini tidak saja menceritakan kehidupan percintaan
seperti film-film tentang cinta yang lainnya, tapi film ini lebih mengenalkan
bagaimana kuatnya seorang perempuan dalam menghadapi semuanya, cinta dan setia
pun ikut andil didalamnya. Pun mengajarkan keihlasan kepada laki-laki saat
ditinggal oleh perempuan dambaannya.
Comments
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya, silahkan share tulisan ini jika bermanfaat bagi anda dan orangain yah, salam dari aku - Kumala :)